Seberapa Penting Alat Survei Geofisika Diuji-coba Secara Laboratorium?
Metode geofisika terus berkembang dari waktu ke waktu. Metode geofisika diciptakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan geofisika. Suatu metode geofisika terdiri atas teoritis tentang keilmuan metode geofisika tersebut dan instrumen geofisika yang terkait dengan metode tersebut. Terdapat banyak metode geofisika dengan instrumen nya yang spesifik dan khas serta memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Metode seismik dengan instrumen seismograf/seismometer yang bisa digunakan untuk keperluan eksplorasi. Seismologi dengan instrumen seismograf untuk keperluan mitigasi bencana gempa bumi. Mikrotremor dengan instrumen seismograf portable yang bis digunakan untuk eksplorasi dan mitigasi. Metode geomagnetik dengan instrumen magnetometer untuk eksplorasi. Metode geoelektromagnetik dengan instrumen yang bermacam=macam yaitu GPR, Very Low Frequency (VLF), controlled source audio magnetotelluric (CSAMT), semuanya untuk keperluan eksplorasi. Metode geolistrik dengan instrumen yang paling favorit yaitu resistivitimeter untuk keperluan eksplorasi. Metode IP (Induced Polarization) dengan instrumen resistivitimeter untuk keperluan eksplorasi. Metode SP (Self Potential) dengan instrumen berupa reisistivitimeter dan porouspot untuk keperluan eksplorasi. Metode radiaktovitas dengan instrumen pencacah radioaktivitas. Sebelum alat-alat geofisika yang dikeluarkan oleh produsen, baik digunakan untuk secara praktis dan untuk keperluan pendidikan, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba secara laboratorium. Uji coba peralatan geofisika di laboratorium ini bertujuan untuk mengetahui kehandalan, sensitivitas, respon, kalibrasi dan penangan eror atau kerusakan. Selain itu, suatu hal yang paling penting dari pengujian laboratorium adalah untuk memperoleh nilai rujukan dasar yang berkaitan nilai dasar spesifik dari alat geofisika tersebut. Biasanya pengujian alat geofisika dalam laboratorium berupa praktikum sederhana sampai tingkat lanjut dengan berbagai macam perlakuan. Pengujian peralatan geofisika secara laboratorium biasanya dilakukan di laboratorium perguruan tinggi dan laboratorium-laboratorium tertentu yang berstandar kualifikasi yang jelas. Dalam pengujian ini, tentunya, memiliki standar uji laboratorium tertentu. Standar hasil pengujian laboratorium yang telah terpenuhi akan kemudian dikembangkan untuk keperluan praktis. Pada kenyataannya, suatu peralatan geofisika yang sudah lulus uji coba laboratorium ketika digunakan secara praktis kadang masih mengalami pelesatan hasil lapangan, sehingga perlu dimodifikasi secara teknis untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Setiap instrumen geofisika yang banyak digunakan secara praktis untuk keperluan survei atau eksplorasi mineral memiliki keterbatasan baik secara kuantitas maupun secara teknis penggunaan. Keterbatasan secara kuantitas dikarenakan harga instrumen geofisika yang ccenderung mahal dan susah dijangkau daya pembelinya. Keterbatasan ini biasanya merupakan alasan yang paling utama sehingga banyak perusahaan-perushaan menciptakan instrumen-instrumen geofisika yang bisa dengan mudah digunakan secara teknis dengan harga yang cenderung murah. Penciptaan instrumen geofisika ini didukung juga oleh perkembangan teknologi, sistem informasi dan ilmu pengetahuan. Berkaitan dengan kebutuhan dan persaingan proyek, maka banyak pengguna, baik secara individu maupun perusahaan berlomba-lomba untuk membeli peralatan baru yang secara praktis diciptakan untuk lebih mudah digunakan di lapangan. Suatu kenyataan yang tak terelakkan ketika peralatan baru tersebut, digunakan, memberikan hasil yang tidak sesuai atau tidak memuaskan ketika dibutikan secara eksploitasi, maka hal itu akan menjadi “bumerang” baik bagi produsen dan pengguna. Suatu hal yang biasa dilalaikan oleh produsen instrumen, karena faktor kebutuhan dan pasaran, yaitu uji coba instrumen secara laboratorium. Uji coba ini diabaikan karena tekanan masalah waktu, kebutuhan dan ketatnya persaingan pasar. Padahal uji coba instrumen geofisika secara laboratorium merupakan tonggak dasar untuk keprluan praktis instrumen tersebut, artinya keberhasilan instrumen geofisika secara praktis harus telah lulus uji coba standar laboratorium.
Penggunaan instrumen geofisika, yang baru, yang diproduksi kemudian dijual di pasaran, dan yang sudah digunakan, dimana tidak melalui uji coba laboratorium seperti peribahasa “harapkan guntur di langit, air di tempyan ditumpahkan yang artinya mengharapkan sesuatu yang tidak pasti dari instrumen baru, yang belum lulus uji coba laboratorium, sedangkan instrumen yang sudah ada diabaikan.
Apakah menurut anda suatu instrumen geofisika yang baru diproduksi wajib melalui uji coba secara laboratorium? Silahkan komentar di bawah !
I’ll immediately grasp your rss as I can’t in finding your email subscription hyperlink or newsletter service. Do you have any? Please permit me realize so that I may just subscribe. Thanks.
As a Newbie, I am always browsing online for articles that can be of assistance to me. Thank you
Please let me know if you’re looking for a article author for your blog. You have some really great articles and I think I would be a good asset. If you ever want to take some of the load off, I’d absolutely love to write some content for your blog in exchange for a link back to mine. Please blast me an e-mail if interested. Thank you!